Panggil dia seorang Terbeda dan satunya Pembeda. Waktu terus berputar hingga kisah mereka terbengkalai tak punya alur yang jelas. Kadang Pembeda itu datang dengan rasa kesal-sedih-marah kepadanya. Lalu Terbeda coba memberi segalanya agar Pembeda itu senang kembali, namun setelah Pembeda mendapatkan apa yg ia inginkan lantas pergi ntah kemana. Dia, Terbeda seperti shelter Busway untuk si Pembeda. Sebagai pemberhentian kapan saja Pembeda mau. Tanpa meminta imbalan. Namun, terkadang hatinya menjerit-jerit butuh balasan. Tapi itu semua ia kubur dalam-dalam angan seperti itu.
Pertemuan mereka terkesan tak sengaja. Mereka dipertemukan oleh seutas tali-temali yg harus dikaitkan di salah satu ujung jemari. Awalnya mereka canggung, lalu si Pembeda bingung dan hilang akal meminta bantuan kepada Terbeda. Akhirnya pertemuan mereka ini menjadi dekat-tau sama lain.
Pembeda awalnya memperlakukan si Terbeda dengan istimewa, namun lambat laun si Pembeda bosan dengan tingkah lakunya.
'Kau itu membosankan, seperti anak kecil yg tak tau aturan. Kau hanya ingin bersenang-senang saja' kata Pembeda.
'Apakah kau tak sadar? Kau hanya berlagak dewasa tanpa mengerti 'dewasa' itu apa. Umur banyak tak menjamin kedewasaan seseorang. Kau itu egois maunya dimengerti tanpa mau mengerti orang lain. Yang ingin senangnya saja itu kamu, saat kau sedang down kau berlari kearahku' Sahut Terbeda.
Akhirnya mereka memalingkan muka masing-masing. Dan pergi dengan wajah yang memerah bukan malu tapi marah. Wajah mereka seperti tomat merah yang sudah masak.
***
Waktu terus berjalan. Lambat laun semua berubah tak sama lain karena Terbeda dan Pembeda sudah temukan dunia barunya, walau Terbeda tak 'nyaman' dengan dunia baru tanpa Pembeda. Biasanya (dulu) dua makhluk itu bermain bersama. Namun, akhir-akhir ini Pembeda mulai bermain dengan makhluk lain, ingat bukan Terbeda. Ini makhluk masa lalu abad ke 19 yang (dulu) bermain bersamanya. Pembeda 'mendekati'nya lagi, sebenarnya Terbeda tak peduli atas semua ini tapi ntah kenapa ada rasa cemburu yang diam-diam menyelimuti hatinya.
'Hah, aku kesal kenapa dengan nenek sihir itu' didalam hatinya.
***
Hari tlah menunjukkan tanggal 17, 3 hari sesudah Terbeda tahu semua itu. Dan, Pembeda tiba-tiba mengirim 'BBM' kepada Terbeda.
'Hah, makhluk ini menyapaku lagi. Apakah dia masih ingat benar-benar diriku. Atau ini hanya ulah teman super isengnya' batinnya sambil membalas chatnya.
'Hay Terbeda, apakabar?'
'Baik-baik saja.'
'Apakah kau masih Terbeda yang (dulu)'
Dan percakapan itu ntah mengalir saja seperti air tanpa 'maaf'. Sebenarnya Terbeda sudah tau kenapa Pembeda 'menyanjung'nya kembali, modus. Di cerita ini Ia bagai sebuah shelter Busway yang kapan saja penumpang mau berhenti disana. Dugaan Terbeda benar, Pembeda itu sedang sakit hati oleh nenek sihir itu. Terbeda diam saja. Dan sebagai shelter Busway yang baik, ia memperlakukannya dengan amat baik tanpa peduli masalah-masa lalunya.
Pembeda menghilang lagi. Terbeda tahu, dia pasti sudah berbaikan dengan yang Ia sebut nenek sihir itu. Ternyata Pembeda masih sama selama ini, malah lebih buruk yang Terbeda rasakan. Terbedapun termenung sendiri di sebuah taman-tempat dimana biasanya Pembeda dan Terbeda bermain. Disini mereka pertama bertemu oleh seutas tali-temali yg harus dikaitkan di salah satu ujung jemari dan juga menyimpan janji-janji yang sekarang ntah kemana berlabuhnya. Hanya untuk menyenangkan Terbeda (dulu). Lantas Terbeda berguling-guling direrumputan seperti kebiasaannya (dulu) hingga merasa tenang. Terbeda masih saja melakukan kebiasaan, tanpa merubah sedikitpun kebiasaan itu selama alur ini berjalan tanpa Pembeda. Tiba-tiba ada sebuah hentakan kaki mendekat ke arah Terbeda dengan menyalakan sebuah ipod terdengar alunan nada-nada yang lirih 'Fix You-nya Coldplay'. Tiba-tiba ingatan Terbeda bermunculan, kerja otakpun mulai kehilangan kendali. Itu lagu favoritenya dengan Pembeda. Dan Terbeda tak sadar, pipinya sudah basah oleh air matanya.
'Hay, kenapa kau masih aneh seperti (dulu)'
'siapa?' Sambil mengusap air matanya.
'Kau tak mengingatku?'
'Kenapa aku harus mengingatmu, kalau kau itu hanya sebuah benalu' sambil ketawa.
'Masih sama, nama yang cocok untukmu itu Teraneh bukan Terbeda'
'Ingat aku hanya seorang lakon disini, bukan seorang narrator yg menamai lakon seenaknya'
Percakapan mereka hingga terbenam matahari. Ini moment paling yang difavoritekan Terbeda hingga sekarang. Dimana warna-warna langit berubah indah, dengan permainan warna yg menakjubkan-luarbiasa.
Terkonyol datang lagi. Dia bisa dibilang teman yang kurang ajar yang sudah lama tak jumpa. Kami bertemu sebelum Ia kenal Pembeda. Dia suka buka aib, pencuri 'something' dan peng-kepo yang handal. Terbeda salah satu korbannya. Tapi Ia mengaku dia benar-benar konyol karena kekonyolannya sendiri. Sempat heran kenapa dia bilang Terbeda 'aneh' seperti makhluk lainnya. Kalau dilakukan voting tingkah Terbeda itu membosankan 25% dan aneh 75%. Sepertinya membosankan dan aneh itu kontras. Namun, hati kecil Terbeda merasa nyaman-aman-tentram disamping si Terkonyol, teman lamanya. Sekarang, Dia masih punya hobi membuat orang tertawa seperti namanya, tapi tidak untuk Terbeda. Terbeda sudah bosan dengan konyolannya hingga tak ikhlas tertawa oleh kelakuannya.
'Kenapa ketawamu seperti itu?'
'Maaf sobat, aku hanya merasa bosan dengan konyolan yang seperti itu monoton-sama-mengesalkan'
'Terimakash kau sudah jujur. Aku akan melukiskan warna-warni setiap konyolanku agar tak seperti yg kau bilang'.
***
Terkonyol benar-benar melakukannya. Orang seperti ini, yang harus dan kudu dijunjung. Wibawanya naik 100% dari biasanya. Tiba-tiba Terbeda bertemu dengan Pembeda dan nenek sihir, mereka dilangganan donat kesukaannya bersama Pembeda (dulu). Semua pikiran negatif langsung mengacak-acak lemari ingatannya. Membuat simpati menjadi epatis. Membuat sayang menjadi benci. Tiba-tiba semua yang baik menjadi buruk seketika itu juga. Terbedapun bermuka tomat merah lagi.
'Terbeda akan slalu menjadi Terbeda. Dan Terbeda hanyalah seorang yang termakan oleh janji-janji palsu seorang si Semu yg pangeran bertopeng batman' sambil ngedumel.
Sayang Terbeda tak bersama Terkonyol, dia sedang mengidap penyakit akut. Kau tahu, sakit perut lalu BAB itu sangat menggangunya terus dan rawan kalau diajak jalan-jalan.
Masih sama (dulu). Tiba-tiba Pembeda 'ngebbm' Terbeda. Terbeda akan 'menjadi selter Busway' tapi menolak dengan nada tinggi seperti Terbeda diatas langit yang tertinggi dari yang pernah ada. Dan bagai seorang Presiden yang lantang. Hingga Pembeda kuwalahan.
'Kau tau, kau tak lebih dari sampah yang tak ada gunanya' cetus Pembeda.
'Kau mengibaratkanku sebuah sampah? Sampah itu bisa didaur ulang. Dan kau masih tetap sama, egois maunya dimengerti tanpa mau mengerti orang lain. Tak ada yg berubah baik sedikitpun malah tambah buruk.'
'Aku mengakui! Hay kau seorang sampah!'
'Terimakasih atas julukannya dan selama ini. Kalau aku berubah, jangan salahkan aku. Itu ulahmu'
Dan hilang. Pembeda dan Terbeda tak tau lagi. Tak ada kisahnya lagi. Tak ada tali-temali yang diikatkan di ujung jari mereka. Alur yang rancu itu nampak sekali ketidakjelasannya tak berbentuk. Hingga sikap Terbeda berubah 360' (dulu). Lebih hati-hati, tak mempercayai orang lain dan tak suka-hobi bersedih. Karena Terbeda sangat terpukul (dulu) dan mempelajari 'pengalaman (dulu)' sebagai pelajaran yang amat sangat berharga. Hingga dia memilih diam-cuek saja oleh Pembeda atau orang yg menyakitinya namun tanpa rasa dendam. Harusnya mereka tau, pisau yang ditancapkan itu akan membekas nantinya.
0 comments:
Post a Comment