Kebahagian dan kesedihan itu datangnya satu paket. Maupun kedatangan dan kehilangan itu datangnya bergantian. Seperti halnya datangnya hujan dan pelangi. Aku hanya bisa mencurahkannya lewat ini menjadi sebuah tulisan sederhana. Dan tidak semua tulisan 'saya' adalah saya. Ataupun tidak semua tulisan 'kamu' itu benar-benar kamu☺

May 2, 2011

Penangkal Hujan dan Awan Merah

Posted by Agustin Sintya Suharto♥ at Monday, May 02, 2011
          Pagi yang cerah, ada dua sahabat pocong bernama dupa dan menyan. Mereka berdua sedang asyik berbicara saat pelajaran berlangsung, mereka sedang membahas mengenai "Penangkal Hujan" yang bisa di bilang menyangkut apa yang dijelaskan gurunya mengenai "Hidrosfer" . Si dupa pun memutuskan untuk bertanya mengenai hal yg ia bicarakan tadi kepada guru super killer.
"Pak, saya ingin menanyakan soal penangkal hujan? Gimna sih cara kerjanya"
"Aduh. Penangkal hujan itu tidak logis, itu hanya dilakukan org-orang yang syirik seperti dukun" jawab guru itu sambil memperagakan gaya dukun.


          Sontak seluruh siswa yang berada dikelas itu tertawa terbahak-bahak melihat tingkah gurunya, apalagi si Menyan. Gak bisa berhenti ketawanya sampai perutnya sakit. Jawaban gurunya tersebut kurang memuaskan atas rasa penasaran si Dupa. Wajah si Dupa pun terlihat menyesal bertanya seperti itu.

***

          Di pelajaran yang berbeda, mereka masih saja melanjutkan perbincangan mengenai "Penangkal Hujan". Hal yang dianggap tabu, tapi layak untuk diperbincangkan. Tadi, sempat terlintas diotak si Menyan seusai pelajaran dari super killer itu untuk bertanya. "Awan Merah"


"Eh, tau egag tadi gue penasaran ada egag ya awan merah? Kan biasanya awan kan biru"
"Tanya ma guru super killer tadi, kenapa gak tanya aja? Pasti pada ketawa lagi deh. Emang lo tau jawabannya egag nyan"
"Taulah kalau ada awan yang diatasnya sedang ada ibu-ibu nglahirin anaknya, jadilah awan merah" sambil cekikikan
"Wolah dasar lo nyan. Gue kira apaan. Jayus banget. Tambah g logis itu awan merah, gue kira awan merah itu awan sore itu lho"
"Biarin dong, baguskan. Oohtidakbisa awan sore haha"

***

          Jam istirahat, mereka habiskan untuk saling mengejek gara-gara perbincangan "Penangkal Hujan dan Awan Merah" .


"Heh Nyan lagi mikirin apaan sih?"
"Gpp kok Dup, lagi mikirin tadi itu soal Penangkal Hujan"
"Ah jangan bahas itu, gue jadi malu kalau keingetan. Apalagi waktu pak gurunya tadi mraktekin gaya dukun."
"Alah gpp, gak usah malu Dup. Kan kamu gak punya malu. Alah bikin ketawa orang dapet pahala dup, pahala kamu tadi banyak banget pasti"
"Alah kamu juga bikin jawaban jayus banget tentang "Awan Merah". Jadi kan impas, udah gak usah ketawa dan ngejek gue"
"Jayus gimana, kan itu tadi jawaban soal 'Awan Merah' gue cuma ngarang. Tapi, lo sih udah tau penangkal hujan dari dukun malah ditanyain. Kan kalau gue belum nanya"
"Dasar miss jayus. Bego banget gue. Jangan ketawa terus, ntar lepas lho behel lo nyan" sambil nunjuk behel si menyan
"Dasar miss bego. Tenang aja, ntar kalau lepas gue kasih ke lo ya, kan obsesi makai behelkan? biar permen karet itu berganti behel beneran bukan behel-behelan "
"Ah lo nyan, ngejek mulu"
"Egag lho, jangan nangis. Gue gak punya uang buat beliin lo balon eh"
"Ah terserah lo aja deh, kalah omongan gue kalau ma lo. Puas"
"Egag lho Dup, gak usah cemberut deh"

To be continue

0 comments:

Post a Comment

Slideshow

 

Agustin Sintya♥ Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez