Pagi ini diisi dengan ceramah Ibu. Karena wajahku yg beberapa hari ini kurang 'sumringah'. Well, si Ibu bagai dukun..
Dia tahu. Memang tanpa aku bicara dia sudah tahu..
Ceramah pagi-pagi sang Ibu.
"ojo nglarani wong dek. sesuk kowe bakal keno dewe. mending dilarani ojo nganti melarani"
Ibu tiba-tiba curhat. Ibu pernah menyakiti seseorang, makanya ibu bilang ke aku agar tdk menyakiti orang lain. Karena karma cepat atau lambat datang.
Aku menjadi bangga terhadap diri sendiri *harus*. Aku biasanya jadi korban aku sudah pernah disakiti. Dan sekarang, ceramah Ibu benar-benar sudah kualami. Sayangnya, aku tak tahu bagaimana menjadi orang yg menyakiti tapi aku gamau jadi tersangka. Jadi korbanpun aku sudah tak mau, tapi kalau bisa gausah ada korban dan tersangka lagi.
Pagi ini akankah sama dengan pagi beberapa hari?
Yang entah kemana semangatku yg berkumpul jadi satu lari satu per satu di kegelapan hidup ini. Kemana senyum tanpa bebanku yg sehari-hari kunikmati. Kemana rona wajahku yg periang...
Aku masih cukup muda menjadi semua itu. Masih perlu belajar dan mencari pengalaman lagi..
Aku kadang masih labil. Mana yg terbaik dan pilihan..
Selamat pagi kamu, malaikat :)
0 comments:
Post a Comment